-->

Keahlian yang Diperlukan Web Designer Profesional

Keahlian yang Diperlukan Web Desainer Proffesional


Apakah untuk menjadi seorang Web Designer itu gampang? Tentu saja jika yang dimaksud hanya seperti seorang Blogger yang mengelola blog dengan modal disiplin ilmu copas alias Blogger Maling. Tapi untuk menjadi seorang Desainer Web yang profesional, ada beberapa keahlian yang dibutuhkan. Jika tidak, maka web hasil rancangan anda, tidak akan memadai.


Keahlian Apa yang Dibutuhkan?

Saya mengelompokkannya menjadi 2 jenis:

Pertama: Keahlian Dasar

Ini bersifat teknis. Tanpa kompetensi ini, anda tidak akan bisa apa-apa. Meski cukup banyak hal-hal yang terkait dengan ini, tapi setidaknya, ada beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki, yaitu menguasai beberapa aplikasi yang terkait:


1. Bahasa Pemrograman

Seorang Web Designer harus menguasai beberapa bahasa pemrograman yang berhubungan dengan pekerjaannya sebagai perancang Web. Meskipun banyak jenis bahasa pemrograman, setidaknya harus menguasai HTML dan CSS. Begitu juga dengan sedikit JavaScript yang diperlukan. Karena dengan ketiga jenis bahasa kode inilah bangunan dan desain tampilan sebuah website dan blog bisa dibuat. HTML sebagai kode dasar untuk membuat struktur dan elemen-elemen web, dan CSS dengan JavaScript untuk mengatur dan mempercantik layout perwajahannya. Tidak perlu terlalu mendalam seperti seorang programer, paling tidak sesuai kebutuhan.


2. Software Grafis

Seorang Web Designer juga harus mampu menggunakan salah satu program grafis yang mendukung untuk mendesain sebuah web, misalnya Adobe Phothoshop, Adobe Illustrator, CorelDraw, Macromedia Freehand, Paint dan seterusnya. Tidak perlu semuanya, tapi cukup satu yang dikuasai dengan maksimal. Karena halaman web juga membutuhkan gambar-gambar yang mendukung untuk tampilannya, misalnya membuat banner, tombol, dan gambar-gambar lainnya, yang semua itu, hanya bisa dikerjakan dengan menggunakan software pengolah gambar atau aplikasi grafis, baik aplikasi grafis yang bersifat offline, maupun online.


3. Tool Pendukung

Yang dimaksud dengan tool pendukung disini adalah, beberapa aplikasi tambahan dan layanan online yang dibutuhkan untuk mendukung kelengkapan fitur dan tampilan web. Misalnya ingin mengetahui, apakah script-script atau bahasa kode yang digunakan sudah benar penulisannya atau belum sesuai standar konsorsium pihak validator seperti W3C. Maka disini perlu dilakukan cek pada situs checker HTML dan CSS. Karena derajat kevalidan penulisan bahasa pemrograman pada sebuah halaman web, sangat mempengaruhi bentuk tampilannya pada setiap Browser, bahkan pada kasus tertentu, juga mempengaruhi pada loading halaman. Begitu juga untuk mengetahui seberapa cepat sebuah halaman web dibuka, juga bisa dicek pada beberapa web yang menyediakan layanan terkait. Termasuk jika ingin melakukan konversi tertentu terhadap media-media yang terdapat pada halaman Web, misalnya bagaimana caranya agar gambar yang digunakan, dikonvert beban dan ekstensi filenya agar menjadi sangat ringan. Dan masih banyak hal-hal tambahan lainnya, yang semula tidak terpikirkan, tapi dalam proses perancangan dan launching web, ternyata sangat penting. Intinya, seorang Web Designer, harus peka dan cepat menguasai hal-hal tambahan seperti ini.

Kedua: Keahlian Pendukung

Disebut pendukung, karena tanpa adanya keahlian ini, seseorang tetap bisa merancang sebuah halaman web. Tapi jangan lupa, tampilan dan pesona webnya, tidak akan memadai. Betapa banyak jumlah web dan blog bertebaran di internet, tapi hanya sedikit yang tampak bonafit dan ekslusif. Yang banyak, hanya terkesan murahan. Itu disebabkan karena Web Designernya, hanya memiliki kemampuan teknis, tapi miskin akan keahlian pendukung. Lalu apa keahlian pendukung tersebut?


1. Kemampuan Desain Grafis

Yang menjadi penekanan disini adalah, penguasaan seseorang terhadap nilai-nilai keindahan. Nilai-nilai artistik. Bagaimana caranya, agar sebuah desain tampak menarik, memikat dan mempesona. Tidak bisa tidak, ini membutuhkan wawasan dan keahlian khusus tentang seni, dalam hal ini Seni Rupa. Setiap elemen visual yang ada pada sebuah halaman web, mulai dari unsur garis, bidang, warna dan seterusnya, termasuk masalah komposisi, proporsi dan aksentuasinya, harus ditata sedemikian rupa. Selengkapnya tentang ini bisa dibaca pada: Rumus dan Prinsip-prinsip Desain.


2. Psikologi Seni Rupa

Jangan lupa, dibalik setiap penampakan visual, punya efek magis tertentu. Misalnya ketika sebuah web warnanya dominan merah, maka efek psikologis bagi pengunjung, akan berbeda saat melihat halaman web yang warnanya dominan putih. Begitu juga penggunaan font tertentu, akan berbeda kesan yang ditimbulkannya dibanding ketika menggunakan font lain. Begitulah seterusnya pada setiap unsur desain. Masing-masing, punya efek dan makna tertentu. Dan sekaligus pengaruhnya terhadap penilaian pengunjung. Jika seseorang punya wawasan psikologi citra seperti ini, maka proses perancangan webnya, akan menjadi luar biasa. Karena setiap tampilan yang dipilih, sudah berdasarkan pertimbangan efek tertentu. Misalnya yang akan dirancang adalah web bisnis. Lalu target marketnya adalah kelas menengah keatas. Maka desain tampilan webnya, harus sejalan dengan selera dan citra kelas menengah keatas. Pengunjung berselera tinggi, tidak akan tertarik dengan perwajahan web yang desainnya tampak murahan. Intinya, memilih sebuah penataan, memang diringi dengan pertimbangan psikologis untuk target atau konsumen. Bukan dengan asal pilih atau hanya berdasarkan selera sendiri.


3. Kemampuan Menulis

Sekilas ini tampak tidak penting. Tapi jangan lupa, biasanya seorang Web Designer juga berurusan dengan memilih nama, istilah, dan tulisan-tulisan tertentu. Misalnya merumuskan nama, deskripsi, quote, jargon, dan seterusnya untuk menunjang kelengkapan bangunan awal sebuah halaman web. Maka pemilihan kata dan istilah, sangat besar pengaruhnya pada citra atau brand sebuah web. Coba bandingkan kosa kata dan istilah yang digunakan web asal jadi dengan web proffesional. Jauh sekali perbedaan citranya. Pada web-web besar, setiap kata yang dipilih, punya daya pikat magis. Bahkan menjadi kebanggaan bagi yang mengejanya. Begitu juga dengan deskripsi dan tulisan-tulisan profilnya, terasa bahwa web tersebut memang profesional. Nah, ini tidak akan bisa tercapai tanpa kemampuan menulis yang handal. Dalam dunia akademis, ini dikenal dengan istilah Psikolinguistik. Psikologi Teks. Psikologi Wacana. Bagaimana alur dan caranya agar sebuah tulisan mempengaruhi kesan psikologis pembaca dan pengunjung.

Lebih kurang, berdasarkan pemahaman dan pengalaman saya, itulah beberapa point penting keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Web Designer yang profesional.
Komentar yang tidak relevan, jorok, spamming dan promosi link akan dihapus

Desember 2015 - Erianto Anas - blogernas