-->

Kupas Tuntas Pengertian Apa Itu Warna

Kupas Tuntas Pengertian Apa Itu Warna


Ada 2 sudut pandang yang bisa digunakan untuk memahami apa itu warna. Pertama dari sisi cahaya dan kedua dari sisi benda-benda pada dirinya sendiri.

Dari sisi cahaya, warna adalah efek. Efek spektrum tertentu dari cahaya sehingga menghasilkan jenis dan intensitas cahaya yang berbeda. Perbedaan itu terjadi akibat perbedaan panjang gelombang cahaya. Misalnya ada warna terang, redup, dan gelap. Atau ada warna merah, kuning, hijau dan seterusnya. Semua istilah tersebut sebenarnya hanya untuk menamai beragam jenis dan intesitas cahaya. Sedang warna itu sendiri, pada dirinya sendiri tidak ada. Warna itu adalah tingkatan dari cahaya. Ringkasnya, secara substansial, warna itu adalah kata lain dari cahaya juga. Tapi karena ketajaman, jenis dan intensitas cahaya yang ditangkap oleh mata berbeda, maka diberilah setiap perbedaan itu dengan nama tertentu. Misalnya dinamai dengan warna gelap, warna terang, warna panas, warna sejuk. Atau lagi warna merah, warna kuning, warna biru dan seterusnya. Artinya, warna itu adalah cahaya juga.

Lalu jika demikian apakah jika cahaya tidak ada warna juga menjadi tidak ada? Tentu saja. Bayangkan, jika tidak ada cahaya. Apa yang akan terjadi? Semua, akan tampak gelap. Tanpa warna apa pun. Hanya ada kelam tak bernama. Tapi begitu ada cahaya, baru muncul beragam warna.

Lebih kurang begitulah warna dari sisi cahaya. Tapi lain lagi bila ditinjau dari sisi benda-benda pada dirinya sendiri. Disini warna dipahami bukan berasal dari cahaya. Artinya yang membentuk warna, bukan cahaya. Tapi adalah, pigmen dari benda-benda pada dirinya sendiri. Kandungan tertentu dari benda itu sendiri yang mengandung sebuah warna. Sedang cahaya, hanya sebagai mediasi. Hanya sebagai perantara agar mata bisa melihat, sehingga pigmen dari setiap benda, jadi terlihat oleh mata. Tapi sang cahaya, tidak memberikan warna pada benda tersebut.

Misalnya tanah. Tanah berwarna coklat, bukan karena ditimpa oleh cahaya yang berwarna coklat. Tapi memang pigmen atau zat dari tanah itu sendiri yang berwarna coklat. Begitu juga dengan benda-benda atau zat-zat lainnya. Semua, punya pigmen sendiri-sendiri yang menghasilkan warna tertentu yang berbeda-beda. Jadi jika dalam cahaya warna itu adalah kata lain dari perbedaan antar spketrum, maka pada benda-bena, warna itu berarti perbedaan antar pigment. Perbedaan pigmen itulah yang menyebabkan munculnya keragaman intesintas visualnya. Lalu keragaman itu dinamai dengan warna A, B, C dan seterusnya.

Intinya, pada cahaya, warna itu adalah spektrum
Sedang pada benda, warna itu adalah pigmen.

Lantas mana definisi yang benar diantara keduanya? Tidak ada! Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Ini bukan soal salah benar. Tapi adalah soal perbedaan cara memandang. Tapi meski titik pijak keduanya berbeda, namun rumusan tentang nama-nama warna dan seperti apa warna yang dimaksud, tetap sama. Misalnya yang dimaksud dengan warna merah oleh kubu cahaya, tetap sama dengan apa yang dinilai sebagai warna merah oleh kubu pigmen. Jadi perbedaan itu tidak memberi pengaruh pada level teknis. Apalagi jika anda seorang praktisi desain. Maka asal usul warna dengan segala kontroversi cara memandangnya, menjadi tidak relevan. Karena yang penting dalam desain, adalah hasil akhirnya. Seperti apa produk desain yang anda buat. Apakah menarik atau tidak. Bagaimana dengan permainan warnanya dan seterusnya. Sedang tentang sejarah dan definisi warna, sama sekali tidak ada urusan. Dan tidak akan pernah dipersoalkan.
6 komentar
avatar
belajar berbagi 2 Juli 2016 pukul 08.40

"sepertinya tulisan ini termasuk dalam sebuah design"

begitu juga jika kita kaitkan dengan warna text dan backround suatu tampilan website atau blog ya mas anas.

ini juga bisa kita kaitkan dengan seputar template. jika template berlatar (backround) hitam sementara tulisan (text) bewarna putih, maka akan membuat mata lelah karena memantulkan cahaya dari text tersebut yang tajam.

lalu bagaimana jika seorang memang menyukai hitam pada sebuah backround?

bisa backround kita bewarna hitam, maka rubah text tersebut menjadi sedikit bewarna abu-abu atau abu-abu terang jangan bewarna putih

atau backround menjadi abu-abu gelap dan text putih, seperti contohnya pada tulisan pengertian apa itu warna di blogernas ini (pada bagian dibawah author itulah yang saya maksud dari backround abu-abu, DAN pada backround di tulisan "Intinya. pada cahaya, warna itu adalah spektrum".)

intinya berhati-hatilah dalam mendesign suatu tampilan. karena semakin tajam dari warna cahaya yang diberikan, maka akan semakin membuat pengunjung merasa lelah dibuatnya. karena warna juga menjadi faktor penting untuk memanjakan pengunjung.

seperti itulah yang saya maksud dengan warna. mungkin ada yang bisa ditambahkan?

Balas
avatar
Erianto Anas Admin 2 Juli 2016 pukul 10.27

Yang kamu tulis diatas bukan pengertian tentang warna Rizal, tapi contoh penerapan warna pada blog. Sedang tulisan ini, sama sekali belum menyinggung hubungan warna dengan blog. Tapi baru mengulas soal pengertian warna saja.

Balas
avatar
belajar berbagi 2 Juli 2016 pukul 10.32

meskipun disini mengulas tentang "pengertian apa itu warna" tapi setidaknya saya sudah memberikan pengalaman untuk orang yang membacanya, bahwa jangan sembarang untuk memberikan warna yang tidak menarik untuk blog.

Balas
avatar
Erianto Anas Admin 2 Juli 2016 pukul 16.51

Kalau dari segi itu memang Rizal. Tapi dari sisi relevansi, apa yang kamu tulis diatas, tetap kategori OOT dari judulnya. Relevansinya kena. Dalam menulis pun kanmu umumnya saya baca seperti itu. Judulnya A, yang diulas B. Atau judul A, diulas A hanya 5%, lalu sisanya mutar-mutar ke yang lain 95%.

Tapi bukan hanya kamu, rata-rata pemburu Adsense memang seperti itu. Selalu menarik-narik pembahasan kesana kemari walau OOT dari judulnya. Tapi itu mudah saya pahami, itu disebabkan karena hasrat ingin memenuhi batas minimal kuota penulisan versi Adsense sekian karakter. Jadi motivasi menulisnya, palsu. Menulis untuk robot kuota, bukan untuk manusia secara natural.

Pesan saya:
Belajarlah untuk konsisten dalam menulis. Konsistensi dan relevansi itu suatu bukti, bahwa pikiran dan daya nalar seseorang, kuat dan terarah. Sedang OOT, adalah bukti pikiran amburadul dan mengambang memahami segala sesuatu.

Balas
avatar
Unknown 12 Agustus 2017 pukul 12.19

owgh ini masalah design warna. Hmm gmana nich warna blog q warna warni hehehe kebanyakan hitam q suka warna hitam dan keabu"an..

Balas
avatar
Unknown 12 Agustus 2017 pukul 12.20

Mohon kunjungan baliknya ya..:)

Balas
Komentar yang tidak relevan, jorok, spamming dan promosi link akan dihapus

Desember 2015 - Erianto Anas - blogernas